Calcifer

Laman

Minggu, 16 Oktober 2016

24 Tahun ASTACALA


Astacala... Menurut para senior, nama Astacala diambil dari bahasa kawi yang artinya gunung disebelah barat tempat matahari terbenam...

Pecinta Alam... kebanyakan orang berpikir untuk masuk Pecinta Alam harus melewati "perpeloncoan" yang berat belum lagi harus "dipukuli" oleh senior. Setelah menjadi anggota Pecinta Alam hobinya mabuk-mabukan dan bikin onar di kampus.

Tetapi di Astacala, selama Pendidikan Dasar (Pendas) kami diajarkan untuk melatih fisik dan keterampilan agar mampu bertahan hidup di alam terbuka tanpa adanya kontak fisik dari senior. Kami juga diajari cara melestarikan lingkungan dengan bercocok tanam. Tak ada tradisi ataupun kegiatan di Astacala yang isinya mabuk-mabukan. Kalaupun ada yang bawa alkohol, itu untuk pertolongan pertama saat ada kecelakaan. :D

Saat terjun ke Tim Penanggulangan Bencana, tidak melulu tentang kerja berat menolong korban, masih ada bagian lain yang mungkin kerja ringan, tapi berarti besar di daerah bencana. Seperti menjadi tim assestment yang mendata jumlah korban, kebutuhan korban dan kerugian korban akibat bencana. ada juga koki di dapur umum, mungkin hampir setiap kita bisa memasak mie instan, tapi bayangkan jika memasak mie instan untuk ratusan bahkan ribuan korban bencana.Ada juga bagian pergudangan, setiap harinya bantuan terus mengalir bagi para korban, perlu management yang baik agar bantuan-bantuan tersebut dapat tersimpan dengan baik dan di salurkan tepat sasaran ke korban bencana.

Siapa yang menyangka Jawa barat, yang hanya berjarak 200-300km dari ibu kota DKI Jakarta, di tahun 2012 masih ada daerahnya yang belum merasakan listrik. Apalagi daerah yang lebih jauh dari ibukota? Dalam suatu perjalanan saya dan seorang senior Astacala di tahun 2012, kami menemukan masih ada beberapa wilayah di daerah Cianjur Selatan, Jawa Barat yang belum tersentuh oleh listrik dari PLN. Di wilayah tersebut tiap malam hanya diterangi oleh obor dan di teras rumah ada beberapa warga berkumpul sambil membakar kayu bakar. Mereka sekedar bercengkrama dan saling bersilaturahim. Suasana dingin khas jawa barat, sambil menikmati suara jangkrik ditemani secangkir kopi atau teh sambil bercengkrama dengan pemilik rumah. Tak ada keinginan dari pemilik rumah untuk hidup di kota. Mereka lebih suka hidup tenang, mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan.

Astacala memperlihatkan kepada ku sisi lain organisasi Pecinta Alam, sisi lain tim Penanggulangan Bencana, sisi lain Jawa Barat, juga sisi lain perjalanan hidup...

Astacala mengajarkan ku penting memiliki teman satu angkatan, teman satu perjalanan, teman satu kegiatan, dan teman satu organisasi..


Jika waktu bisa diputar ulang, salah satu hal yang ingin ku lakukan adalah menjadi anggota penuh Astacala dan berkontribusi untuk Astacala...

Selamat ulang tahun Astacala... viva Astacala...

Selasa, 28 Mei 2013

Temen-Temen Baru

Seperti halnya para fresh graduate lainnya, setelah lulus saya melamar pekerjaan ke beberapa perusahaan. Ada cerita tentang beberapa teman baru yang saya kenal dari melamar di salah satu perusahaan. Berbeda ketika saya melamar di perusahaan-perusahaan lain, yang kebanyakan pelamarnya alumnus IT Telkom atau mayoritas pendaftar berbeda umur cukup jauh dengan saya. Di perusahaan ini pelamarnya hampir seluruhnya fresh graduate yang berbeda umur tidak jauh dengan saya. Ditambah lagi tidak ada seorang pun diantara mereka yang saya kenal sebelumnya. Hal ini membuat saya merasa menjadi orang asing.

Namun semua berubah saat negara api menyerang. Eh, salah. Semua berubah saat saya bertemu dengan Andre, Tanti, Niken, Saras, dan Dora. Di antara pelamar yang lain, saya cukup dekat dengan mereka. kita bahas satu-satu siapa sih mereka.

Di antara mereka berlima, Andrelah orang yang pertama kali saya kenal. Berawal saat psikotes ia meminjam penghapus, kemudian kami berada di grup yang sama saat kegiatan focus group discussion (FGD). Andre terlihat seperti orang yang tenang, tapi entah kenapa ia agak kurang yakin terhadap apa yang ia ucapkan. Buktinya dia selalu terbata-bata saat berbicara, padahal sepertinya ia sudah cukup mengerti apa yang akan ia ucapkan. Agak aneh, padahal saat tes psikotest, tes pertama, banyak pelamar lain yang satu kampus dengannya. Tapi tidak ada yang ia kenal, sebesar apa sih itu kampus hehehe. Dari sana saya sadar bahwa Andre adalah orang yang agak cuek dengan kondisi sekitarnya dan sedikit kyanya temennya, hehehe. Hal ini diperkuat dari diskusi dengan kepala HRD, tes kedua, dari cara berdiskusi dan hal-hal yang didiskusikan sangat terlihat bahwa Andre orang yang lebih senang menyendiri, pendapat pribadi ini hehehe. Tapi anehnya, setelah interview dengan kepala HRD, ia mengajak saya untuk mampir di 7eleven. Kenapa aneh? seperti yang saya bilang diawal ia orangnya cuek. Dan dari sana saya tau kalau orang ini sedang berusaha untuk bersosialisasi dengan orang lain yang baru dikenalnya. So, saya share beberapa pangalaman pribadi, kan dulunya saya juga orang yang cuek hehehe. Merantau dari Padang, sejak kuliah hingga sekarang ia tinggal di depok bersama keluarga paman, itu yang ia akui. Kuliah di Universitas Gunadarma Depok.

Lanjut ke Tanti, Alumnus Kelautan Unpad. Di tes pertama saya hanya sebatas mengenal wajah, karena kami tak menyapa atau mengobrol. Pada saat menunggu tes kedua, kami baru banyak bertukar cerita. karena hanya saya dan Andre yang ia pernah temui di tes sebelumnya. Tak cukup banyak informasi pribadi tentang Tanti, karena obrolan kami hanya sebatas pengalaman menggunakan matlab dan ilmu-ilmu kelautan lainnya.

Niken, Saras, dan Dora. Saya pertama kali bertemu dengan mereka saat menunggu tes kedua. Kami dikumpulkan di sebuah ruangan dengan meja oval besar berada di tengan ruangan. Saras orang yang pertama kali mengajak kami, semua orang yang sedang menunggu tes kedua, berkenalan. Niken dan Dora duduk diantara Saras. Sedangkan saya, Andre dan Tanti duduk di seberang mereka. So, ngga terlalu banyak obrolan saya dengan Niken, Saras dan Dora, keasikan nostalgia dengan Andre dan Tanti hahaha. Tapi mereka bertiga puanya karakter yang berbeda-beda.

Dora, itu nama panggilannya, nama aslinya Fahriza. Alumnus Pens Surabaya. Khas banget dengan suara "medok"nya. Di antara pelamar lain, ia yang paling lama mengikuti rekruitasi perusahaan ini. kalau yang lain mulai ikut tes pada bulan Mei, ia mulai tes pada bulan Februari. Semula kami memanggilnya Fahriza. Sampai saat ditanya oleh kepala HRD. "nama panggilan kamu?" gitu klo ngga salah pertanyaannya. "Dora pak" jawab Dora. Mendadak Semua yang mendengar jawabanbya berpikir sejenak. Dari mana asal mula panggilan tersebut. Ternyata panggilan tersebut disematkan oleh teman-teman. Ia pun bingung kenapa dipanggil Dora.

Niken. Orangnya apa adanya, ngga mau ambil pusing. Terlihat dari cara berpakaiannya. Pelamar yang lain berusaha tampil sebaik mungkin dengan menggunakan kemeja, tapi cewek berkaca mata ini lain sendiri, ia malah menggunakan sweater. Sehingga orang yang melihatnya selalu bertanya "kamu sakit?". Klo di tanya "lulus dari kampus mana?", Niken menjawab dengan polos "kampusnya Obama sama Jokowi". ya, Niken memang lulusan BSI bagian broadcasting. Klo urusan kamera, bisa dipercayain sama cewek yang rumahnya di Priuk ini. Saya dan Niken banyak ngobrol di Medical Tes, tes ketiga, tempatnya di Prodia Kebayoran Baru. Obrolan rambah seru setelah tahu bahwa cewek yang satu ini sangat anti dengan jarum suntik, kan ada tes darah jadi harus diambil dengan jarum suntik. Setiap ditanya "kamu minus brapa?", Niken selalu menjawab "ga minus, tapi silinder" ditambah dengan argumen "sebenernya saya pakai kaca mata agak besar soalnya saya bawa motor".

Terakhir Saras. Cewek satu ini sepintas mirip sama artis Aryani Fitriana. Cewek lulusan Unpad ini tinggal di Bekasi. Pembawaannya tenang, tapi klo udah diajak ngobrol, ngga berenti-berenti. Klo udah abis bahan obrolan, dia ngeluarin tabletnya dan sibuk sendiri dah dia hahaha.

Kyanya bakal seru klo bisa sekantor sama mereka. tapi sayang Andre harus berhenti sampai tes interview. Tanti ngga tau gmana kelanjutannya. Yang saya tahu hanya Niken dan Saras yang Medical Tes bareng saya, serta Dora yang Medical Tes di Surabaya. Saya dan Dora sama-sama cemas nungguin update selanjutnya dari tes rekruitasi ini. Via sms kita saling tukeran informasi baru yang kita dapet, termasuk klo perusahaan yang bakal jadi tempat kita ngantor buka rekruitasi lagi. Klo Niken kita share informasi lewat twitter. Sambil becanda dengan temannya Niken. Ternyata si Niken paling hobi ngancem orang dengan "gw lempar wastafel" hahaha. Dasar orang aneh. Semoga kita bisa secepetnya satu kantor. Aamiin.

Jumat, 17 Mei 2013

Khutbah Jum'at 17 Mei 2013

Bismillahirohmanirrohim.

Sedikit share tentang khutbah Jumat di Masjid Al-Amanah Kementerian Keuangan kemarin. Sedikit merasa tertampar oleh khutbah tersebut. Di saat "galau" karena belum mendapat pekerjaan, terasa bahwa diri ini perlu banyak menambah pengetahuan tentang bidang-bidang yang banyak diminati oleh perusahaan-perusahaan. Namun setelah mendengar yang disampaikan oleh khotib, saya menjadi tahu ilmu apa yang harus lebih dikenal.

Khotib berpesan agar kita lebih ber-ma'rifath kepada Allah. Khotib menjelaskan selama ini kita begitu banyak berma'rifath dangan segala hal tentang kehidupan dunia, mulai dari gaya hidup hingga pekerjaan. Jika otak kita dapat dibuka seperti komputer, dapat dilihat bahwa folder kita sebagian besar otak kita beisi segala hal tentang dunia. Sedangkan folder yang berisi tentang Allah sangat sedikit sekali.

Hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi pola pikir kita. Kita akan cenderung lebih mencintai dunia dibadingkan mencintai Allah. Seperti yang dikatakan pepatah, tak kenal maka tak sayang. Bagaimana kita mau mencintai Allah, padahal kita sendiri tidak terlalu mengenal Allah.

Mungkin ada yang beranggapan bahwa ilmu tentang dunia yang mereka miliki semata-mata untuk dapat meraih ridho Allah. Memang, jika kita mengamalkan ilmu-ilmu yang kita miliki ikhlas untuk meraih ridho Allah semata, maka kita akan mendapat ridho Allah. Tapi bagaimana kita dapat ikhlas melaksanakan sesuatu untuk Allah. Padahal kita tidak benar-benar mengenal Allah. Mana hal-hal yang disenangi Allah, dan mana hal-hal yang tidak disenangi Allah.

Jadi mari kita luangkan waktu lebih banyak untuk mengenal Allah, dari pada kita iseng-iseng baca koran atau hal-hal yang kurang berguna.

Kamis, 27 Desember 2012

Hikmah dibalik derita

Sial? Aku orang yang tidak percaya dengan kesialan atau keberuntungan. Jadi segala bentuk kesialan ku anggap sebagai ujian dari Allah SWT. Ya minggu-minggu ini sepertinya Allah sedang sangat mendekat denganku. Bagaimana tidak, dalam dua minggu begitu banyak ujian diberikan-Nya padaku. Mulai dari ditinggal orang yang selalu ada menemani malam mingguku, walau cuma lewat skype, dua buah handphone yang hilang entah dimana, serta dompet, yang isinya KTP, SIM, KTM dan ATM, yang membuatku menjadi orang yang tidak memiliki identitas sama sekali.

Semua berawal dari bersinggungan kegiatan organisasi saya, Astacala, survey lokasi di Cianjur dengan permintaan si Mawar, sebut saja begitu, untuk ditemani menghadiri suatu acara di Jakarta. Mana mungkin aku bisa membelah tubuhku menjadi dua pada tanggal 15 Desember 2012. Kondisi lebih memihak agar aku ikut survey ke Cianjur bersama Boleng, Hadi dan Untung, Lucky nama sebenarnya. Di sms ia menerima keputusanku itu. Setelah survey selesai, dua hari berikutnya, ku pulang ke Jakarta untuk memberikan kejutan kepadanya, sebagai ucapan maaf. Tapi ia justru aku yang terkejut dengan permintaannya untuk putus. Ya tak apalah. Sepertinya ia telah menemukan sosok lain yang setiap malam minggu dapat ditemuinya secara langsung, bukan via skype. Aku tak mau ambil pusing tentang ini.

Aku dan Boleng kembali ke Cimonyong survey berikutnya, Jumat 21 Desember 2012. Seusai survey dompet dan sebuah handphoneku terjatuh entah dimana. Agak cukup merepotkan mengingat esoknya libur panjang, memperingati natal. Kondisi semakin buruk karena 23 Desember 2012 aku harus berangkat ke Lampung untuk survey Perjalanan Wajib (PW) Astacala angkatanku, Lembah Hujan. Hanya bermodal surat jalan sebagai identitas, sebuah handphone yang masih tersisa dan pakaian untuk tiga hari aku, Ajie dan Dhiky pergi ke Lampung. Dan Allah memberikan lagi ujian dengan hilangnya handphone dan surat jalanku pada ketiga survey. Ya belum juga handphone yang satu terganti, handphone yang satu lagi hilang juga.

Memang terlihat begitu buruk, tapi aku percaya ada begitu banyak hikmah yang dapat diambil dari setiap kejadian. Allah sudah memberikan balasannya dengan berhasilnya kegiatan-kegiatan survey yang saya ikuti, dapat izin dari SD si Cimonyong dan dapat lokasi untuk PW angkatanku di lampung. Ditambah lagi dengan ATM baru, handphone baru, serta Sim Card baru, dengan nomor lama. Tinggal berharap semoga kegiatan Pengmasy dan PW yang akan dilaksanakan Februari dan Maret 2013 dapat terlaksana dengan sukses.

Sabtu, 22 Desember 2012

Cerita dari Cimonyong

Cimonyong, sekarang Karang Sari, adalah nama sebuah kedusunan, setingkat Rukun Warga (RW), di desa Wangunsari, Kec. Naringgul, Kab. Cianjur Selatan. Kedusunan ini berada sekitar 80 Km selatan Kab. Bandung Selatan. Setelah melewati Ciwidey, perjalanan diperindah oleh barisan bukit-bukit hijau dihiasi dengan banyak air terjun. Serta Laut biru terlihat samar-samar di kejauhan. Jalan beraspal terbentang hingga jalan raya Naringgul. Selebihnya jalan terjal berbatu yang hanya bisa dilewati oleh sepeda motor.

Ojek digunakan bagi warga yang tidak memiliki motor atau tidak berani mengendarai motor, mengingat medan yang terjal dan licin jika hujan. Ongkos ojek menuju jalan utama, jalan Raya Naringgul, sebesar Rp 25.000 per orang atau Rp 500 per kilogram barang. Kondisi inilah yang membuat Cimonyong terisolir dari informasi dan bantuan, khususnya dari pemerintah.

Hingga tahun 2011, Cimonyong masih belum dijamah oleh listrik PLN. Kincir-kincir air yang jadi andalan warga untuk menerang malam. Baru pada Januari 2012 Yayasan Pribumi Alam Lestari (YPAL) dibantu oleh PLN mengadakan sepuluh turbin Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) bagi desa Wangunsari. Tiga turbin diantaranya berada di Cimonyong. Listrik 1000 watt mampu dihasilkan oleh satu turbin. Pengadaan dan perawatan turbin dilakukan secara swadaya oleh masyarakat, maka listrik 1000 watt itu harus dibagi ke sedikitnya 20 rumah. Masing-masing turbin diurus oleh sekitar tujuh orang warga. Warga yang tidak ikut mengurus turbin dikenakan biaya sekitar Rp 10.000 tiap bulannya. Uang tersebut digunakan untuk biaya perawatan turbin, sisanya digunakan sebagai simpanan untuk pengadaan turbin lagi. Hanya sedikit yang dialokasikan untuk upah warga yang mengurus turbin.

Cimonyong berada di daerah Cagar Alam Gunung Simpang, sehingga PLTMH dipilih oleh Pak Ridwan, salah satu anggota YPAL, sebagai solusi penerangan bagi warga. Ini bertujuan agar warga turut serta dalam menjaga kelestarian hutan. Karena jika hutan tidak terpelihara dengan baik, maka sungai akan kering, sehingga turbin tidak akan mampu digerakkan. Selama ini masyarakat menggunakan air untuk kepentingan bertani. Jadi bukan hal yang mudah untuk meyakinkan masyarakat akan keberhasilan penggunaan PLTMH. Karena air yang selama ini digunakan untuk pertanian, sekarang harus dibagi untuk ke PLTMH juga.

Dalam pendidikan, Cimonyong masih jauh tertinggal dibandingkan kedusunan lain di kecamatan Naringgul. Hanya ada satu gedung sekolah di desa Wangunsari. Sekolah itu digunakan untuk Sekolah Dasar Negeri Sukamanah, Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Naringgul, dan Madrasah Diniyah. Tidak lebih dari dari sepuluh orang guru yang secara bergantian mengajar tiga tingkatan sekolah tersebut. Sedikit guru yang mampu bertahan hingga lebih dari satu tahun mengajar di sekolah tersebut. Hanya Bu Wiwin dan Pak Asep saja yang mampu bertahan hingga lebih dari lima tahun. Pak Asep adalah warga asli desa Wangunsari. Sedangkan Bu Wiwin adalah warga Garut yang ditempatkan oleh pemerintah di sekolah tersebut. Kemudahan hidup di desa tersebut dan kekhawatiran sulit beradaptasi dengan lingkungan baru dijadikan alasan Bu Wiwin untuk tetap bertahan.

Sarana yang minim tidak berarti siswa-siswa SD Sukamanah minim prestasi. Tiap tahunnya diadakan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) di Kecamatan Naringgul bagi pada siswa SD. Olahraga yang rutin diikuti oleh siswa-siswa SD Sukamanah adalah voli dan futsal. Sedangkan untuk kesenian, mereka rutin mengikuti lomba berpuisi dan berpidato dengan bahasa sunda. Tiap Tahunnya siswa SD Sukamanah berhasil membawa pulang piala dari lomba-lomba yang diikuti oleh siswa-siswa SD Sukamanah. Selain Porseni, ada juga kegiatan olimpiade matematika. Di olimpiade terakhir, salah seorang siswa SD Sukamanah berhasil mendapat peringkat dua.

Sarana kesehatan pun minim sekali di Cimonyong. Posyandu hanya terdapat di dekat kantor desa Wangunsari yang jaraknya sekitar 2 Km dari Cimonyong. Oleh karena itu, tiap bulannya ada bidan yang berkunjung ke dusun-dusun untuk memeriksa kesehatan warga. Salah satu rumah warga dijadikan sebagai balai pengobatan tiap bulannya.

Itulah sedikit cerita dari Cimonyong yang saya dapat dari tiga kali berkunjung ke sana. Warga Cimonyong adalah pahlawan-pahlawan terdepan dalam pelestarian Cagar Alam Gunung Simpang. Sedikit sekali daerah alam yang masih terlindungi di Jawa Barat. Semoga kesejahteraan warga Cimonyong dapat terus meningkat tanpa harus merusak Cagar Alam Gunung Simpang.

Kamis, 29 November 2012

Lenka

Sedikit ingin mengaplikasikan ilmu yang saya dapat di pelatihan mengurai kata mengikat makna. Pelatihan yang menekan kita untuk mengeluarkan apa saja pikiran kita terhadap objek yang kita amati dan menuliskannya dalam bentuk tulisan baik di kertas atau di media elektronik.

Pagi ini saya tertarik untuk mendengarkan sebuah lagu dari Lenka yang berjudul "Everything at Once". mungkin nama Lenka sudah tidak asing di telinga para penikmat musik. Ia terkenal lewat lagu "the show". selain itu, akhir-akhir ini ia muncul di iklan windows 8. video klipnya terlihat unik dengan background hitam putih serta gerak tari Lenka yang terlihat unik. ditambah lagi dengan irama lagu yang terdengar mengalun terbata-bata menambah kesan unik video klip tersebut.

Sempat mencoba untuk menebak-nebak berapa kira-kira umur Lenka. Awalnya saya mengira Lenka berumur sekitar 20-an. Karena memang terlihat seperti itu di video klipnya. Namun, saya terkejut, ketika mencari di google, ternyata ia kelahiran 1978, berarti sekarang sudah sekitar 34 tahun. Saya masih belum percaya karena melihat wajah dan gerak tarinya di video klip tersebut tidak terlihat ia seperti orang yang berumur lebih dari 30 tahun.

Mungkin itu yang bisa sedikit yang bisa saya ceritakan tentang lenka. :D

Senin, 11 Juni 2012

Kisah Perjalanan : Gunung Lima

Langit masih gelap saat saya, Ocul, Ulil dan Rija melaku. Karena hari itu, 17 Mei 2012, kami akan melakukan perjalanan Pendidikan Lanjut Gunung Hutan (Diklan GH). Lokasi yang akan kami tuju adalah Perkebunan Teh dekat Desa Riunggunung.

Selesai sarapan kami segera mengangkat carrier dan memulai perjalanan Diklan GH. Agar tiba ke lokasi lebih cepat dan tidak repot ganti-ganti angkot, kami menyewa angkot dari zipur sampai ke titik awal di area perkebunan teh. Setibanya di lokasi kami melakukan navigasi. Setelah setengah jam navigasi kami melanjutkan perjalanan.

Pukul 13.00 kami berhenti untuk makan siang. Selesai makan siang kami melanjutkan perjalanan. Pukul 16.00 kami tiba di puncak Gunung Lima yang merupakan titik camp pertama. Hujan membuat kami harus segera menyelesaikan camp dan membuat api. Malam ini kami membuat camp kelompok. Selesai makan malam dan eval kami tidur agar bisa melanjut perjalanan esok.

Esok paginya kami melanjutkan perjalanan setelah sarapan dan packing. Sampai ke titik makan siang perjalanan masih sesuai dengan ROP. Namun perjalanan setelah makan siang tidak semudah yang diperkirakan. Jika melihat peta, kami seharusnya hanya perlu melipir di satu puncakan. Tapi, terlalu asik melipir sehingga kami tidak sadar telah melipir di puncakan yang lain. Setelah satu jam berjalan barulah kami sadar bahwa kami telah salah jalan. Perlu waktu yang cukup lama untuk mengetahui dimana kami berada. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke jalur sebelumnya.

Waktu semakin sore kami harus mencari tempat camp kedua. Kondisi medan yang sempit dan penuh dengan semak membuat kami kesulitan mencari tempat camp. Sampai akhirnya kami mendapatkan tempat yang cocok untuk tempat camp di dekat kami makan siang tadi. Kami kesulitan membuat api karena sumber kayu yang sedikit dan hari yang semakin gelap. Malam ini kami membuat camp perorangan. Selesai makan dan eval kami langsung tidur tanpa ada api yang berhasil menyala.

Perjalanan hari ketiga lebih sulit dari pada hari-hari sebelumnya. Karena kami harus menebas jalur untuk bisa sampai ke camp ketiga. Namun hingga siang hari kami masih terlalu jauh untuk menuju titik camp ketiga. Kami berhenti untuk makan siang dan navigasi. Selesai makan siang pendamping kami, bang pari, mengarahkan kami agar lebih cepat menuju camp ketiga. Dengan demikian kami bisa sampai ke camp ketiga sekitar pukul 16.00. Kami harus membuat camp dengan seluruh kemampuan karena malam ini kami membuat bivak alam.

Setelah camp selesai dan makan malam kami melakukan eval. Di eval pendamping meminta kami tidur kalong selama dua jam. Kami segera menyiapkan perlengkapan untuk tidur kalong, seperti ponco, lilin dan webbing. Usai mendapat arahan dari pendamping, kami diarahkan menuju pohon yang akan digunakan untuk tidur kalong. Setelah dua jam tidur kalong kami kembali ke camp untuk tidur yang sebenarnya.

Pagi harinya setelah sarapan kami bersiap untuk melakukan kegiatan SAR. Materi SAR yang dilakukan yaitu Detection dan Confinement. Pada materi SAR diceritakan bahwa toshio menjadi korban dan kami hari harus mencari dan mengarahkan agar ia bisa tiba di titik SAR. Setelah SAR selama 4 jam kami kembali ke camp dan menyiapkan makan siang.

Setelah selesai makan kami packing untuk pulang ke sekre. Kami harus menuju ke desa Gombong agar dapat naik angkutan ke terminal Ciwidey. Dari Ciwidey kami naik angkutan sampai ke Kopo Sayati. Terakhir kami naek angkot sampai ke gerbang kampus di jalan Palasari. Setibanya di sekre kami melakukan eval dan pulang ke tempat masing-masing. Selama tiga hari setelah itu, kami mencuci perlengkapan dan meletakkannya ke tempat semula.